Ketika Gudskul Menjadi Ucuy

6-1024x768.jpg
Saat Dayu baru berusia tiga tahun, ia belum bisa mengucapkan “Gudskul” dengan jelas, yang keluar dari mulutnya adalah “Ucuy”, pelafalan spontan yang terdengar lucu, namun justru terasa akrab di telinga. Tanpa disadari, sapaan “Ucuy” pun mulai digunakan oleh para anggota Gudskul sebagai sebutan baru untuk “Gudskul” dalam percakapan sehari-hari mereka. Dayu adalah anak dari pasangan Bonit dan Rake. Keluarga kecil ini tinggal tak jauh dari Gudskul. Kedekatan jarak, lingkungan kerja yang fleksibel, serta ketiadaan pengasuh alternatif di rumah membuat Dayu kerap menemani ibunya bekerja.

14:00 Bola Kan Lagi Yuk!

artikel-bola-6-1024x768.jpg
“14:00 bola kan lagi yuk!” Kalimat ini hampir selalu muncul setiap Kamis pagi di grup WhatsApp Viva Gudskul. Sebuah ajakan singkat sebagai pertanda bahwa hari itu waktunya main bola. Pukul 14.00 siang beberapa teman dari Gudskul bersama warga sekitar berkumpul di lapangan mini soccer DCM A.K.A, yang lokasinya persis di belakang Gudskul. Kegiatan ini sudah berjalan sejak 2021, dan kini menjadi kebiasaan rutin yang menyenangkan di tengah minggu. Sepak bola memang menjadi kegemaran banyak orang, mulai dari nonton bareng, hingga main bareng.

Short Course Juni – Juli 2025

Short Course Gudskul adalah program belajar singkat yang menyenangkan yang diadakan oleh Gudskul: Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Rupa Kontemporer. Program ini menawarkan berbagai subjek untuk mendalami cara membuat karya seni, dari medium arsip, filem, video, sejarah sampai seni media baru; menulis tentang seni; mengenalkan seni di rumah, membuatkarya komik, jurnalisme musik mengelola ruang kreatif serta topik menarik lainnya dalam ekosistem seni rupa. Setiap kelas difasilitasi oleh seniman, desainer, musisi, sutradara, dan praktisi yang berpengalaman di bidangnya lebih dari sepuluh tahun.

Super Short Course: Speculative Collective

WhatsApp-Image-2025-04-23-at-15.59.07_96ae5b07-480x600.jpg
Speculative CollectiveProgram Super Short Course untuk individu kreatif yang ingin berkolektif dengan metode lumbung. Bagi kalian yang mau punya kolektif baru, jaringan baru, ilmu baru dan kesempatan yang baru, silahkan bergabung di kelas Speculative Collective di Gudskul Short Course. Program 1 bulan nongkrong bareng di malam hari, membentuk kolektif baru dan berkarya bersama mengembangkan potensi artistik masing masing secara kolektif. 8x pertemuan setiap pk. 19.00-21.00 Pertemuan 1 Minggu, 4 mei 2025.

Gudskul Shortcourse 2024

WEB-SHORTCOURSE.jpg
Gudskul Shortcourse 2024Info lebih lanjut: +62 813 9466 1335gudskulshortcourse@gmail.com Gudskul ShortCourse adalah program belajar yang menyenangkan yang diadakan oleh Gudskul: Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Rupa Kontemporer. Dilaksanakan secara Hybrid, program ini menawarkan berbagai subjek untuk mendalami cara membuat karya seni, dari medium arsip, filem, video, sejarah sampai seni media baru; menulis tentang seni; mengenalkan seni di rumah, membuat karya komik, jurnalisme musik dan mengelola ruang kreatif. Setiap kelas difasilitasi oleh seniman, desainer, musisi, sutradara, dan praktisi yang berpengalaman di bidangnya lebih dari sepuluh tahun.

Panggilan Terbuka Studi Kolektif 2024

GUDSKUL STUDI KOLEKTIF 6 2024 “Praktik Lumbung” Panggilan Terbuka: 11 Januari – 11 Februari 2024 Masa Studi : September 2024 – September 2026 (dua tahun)Panggilan terbuka untuk kolektif seni di Indonesia yang ingin bergabung dalam Studi Kolektif Gudskul 2024. Studi kolektif dengan format belajar yang berbasis inisiatif pesertaBerintegrasi dengan de Appel’s Curatorial Programme (Amsterdam) dan Sandberg Institute Temporary programme: Lumbung Practice (Amsterdam)Ditujukan untuk enam kolektif seni di Indonesia melalui proses seleksi, dengan dua orang perwakilan per kolektif* (total 12 peserta)Durasi dua tahun, diikuti secara hibrida (daring dan luring)Mempelajari praktik kuratorial kolektif, bagaimana menggalang dana, estetika kolektif, mengelola kelembagaan kolektif seni, mengembangkan program, mencari strategi keberlangsungan ekonomi bersama, serta merawat ekosistem seniStudi kolektif terdiri dari kelas bersama, residensi seni, riset, kunjungan antarwilayah, proyek kolaborasi dan festivalPeserta kolektif akan berpartisipasi dalam berbagai kelompok kerja lumbung yang sudah terbentuk pada documenta fifteen, Kassel, 2022**Studi kolektif bertujuan untuk membuat model lumbung bersama dan menciptakan jejaringan lumbung di wilayah masing-masing kolektif pesertaBiaya studi kolektif Rp 10.

Speech by Ade Darmawan (ruangrupa) in the Committee on Culture and Media, German Bundestag, July 6, 2022

Dear members of the Bundestag, my name is Ade Darmawan, and today I’m addressing you as part of ruangrupa. Let me start with a brief comment about history. In 1955, Arnold Bode established documenta in Kassel, Germany, to heal the wounds of the Second World War. A few months before, in that same year, a group of leaders collectively laid the ground for what would be known as the Non Aligned Movement, in Bandung, Indonesia, discussing a way forward independent from and built on the wounds of the colonial powers.

Speculative Collective (Board game)

What can cooperative board games teach us about art collectives? How do players set up common goals instead of competing with each other? Speculative Collective Board Game is a role-playing game for players to act as members of an art collective. The game provokes discussion about sharing resources, problem solving, and decision-making in art collectives. Players roll the dice and respond to cards with prompts or questions about their personal and collective projects, while also coordinating with other players for completing missions.

Teks ruangrupa di Parlemen di Jerman

Selamat siang para anggota parlemen Jerman, Saya Ade Darmawan, dan pada hari ini saya berdiri di sini sebagai perwakilan dari ruangrupa. Saya ingin memulai sesi ini dengan menyampaikan suatu fakta sejarah. Pada 1955, Arnold Bode menyelenggarakan peristiwa seni documenta di Kassel, Jerman, untuk mengobati luka-luka yang yang disebabkan oleh Perang Dunia II. Beberapa bulan sebelumnya pada tahun yang sama, di Bandung, Indonesia, sekelompok pemimpin dunia secara kolektif meletakkan batu pertama dalam Konferensi Asia-Afrika, apa yang di kemudian hari dikenal sebagai Gerakan Non-Blok.

Lahan Becek: Beyond Terraformation, Towards Wet Lands of Opportunity

Lahan Becek: Beyond Terraformation, Towards Wet Lands of Opportunity Lahan Becek is an ongoing collaborative research project convened by Gudskul, Failed Architecture and the Research Center of Material Culture (RCMC). It explores multiple critical imaginations on the notion of terraforming, specifically by intertwining large scale production of space such as land reclamations and everyday spatial practices in Indonesia. Besides the ongoing archival and field research, these themes have also been examined as a co-learning subject for the Praktik Spasial course at Gudskul: Contemporary Art Collective and Ecosystem Studies.